Monday, 4 April 2016

HANOK

Hanok (hangul: 한옥) adalah sebutan untuk rumah tradisional Korea di Korea. Hanok ini dibangun dari bahan-bahan alami seperti kayu, tanah, batu, jerami, genting, dan kertas hanji yaitu kertas tradisional Korea. Tiang pondasi dan kerangkanya dari kayu. Tembok pengisi kerangka rumah dibangun dari bata yang dibuat dari campuran tanah dan rumput. Jerami dan genting digunakan sebagai atapnya. Kertas hanji dipasang di rangka jendela, rangka pintu, dan pelapis dinding. Sementara lantainya dibuat dari batu atau tanah yang dikeraskan.
Hanok sempat tidak diminati oleh warga Korea karena dinilai kuno dan kurang nyaman. Namun setelah terjadinya perang, Korea menjadi negara yang sangat miskin sehingga perekonomian menjadi aspek yang paling diperhatikan. Akhirnya Hanok kembali dihidupkan kembali dengan mempertimbangkan berbagai manfaat yaitu baik untuk kesehatan kita, keindahan tradisional, dan banyak faktor struktural baik lainnya. 
Pertama, Hanok baik untuk kesehatan. Kayu yang merupakan bahan utama konstruksi hanok memiliki kemampuan mengontrol kelembaban sehingga membuat bagian dalam rumah selalu segar. Jika di dalam rumah terlalu lembab, kayu menyerap mampu menyerapnya. Dan jika rumah terlalu kering, kayu memberikan kelembaban yang sebelumnya telah disimpan. Kertas Hanji memungkinkan udara dapat masuk dan keluar sehingga sirkulasinya lancar tidak seperti jendela kaca. Lantai dan genteng yang terbuat dari Loess alami mampi menghilangkan bakteri dan melindungi kita dari racun
Kedua, Hanok menciptakan keindahan tradisional Korea. Elemen pertama dari keindahan Hanok yaitu karena banyaknya garis dan wajah secara rapi teratur pada pintu, jendela, dan dinding. Elemen kedua adalah keselarasan Hanok dengan alam. Secara tradisional warga Korea percaya dengan teori ramalan berdasarkan topografi. Prinsip yang disebut Baesanimsu (hangul: 배산임수) secara harfiah mengatur rumah ideal untuk dibangun membelakangi gunung, dan sungai berada di depan rumah. Hanok dibangun menghadap ke timur atau selatan agar cukup mendapat sinar matahari. Elemen terakhir terletak pada bentuk atapnya yang melengkung keatas atau disebut cheoma. Panjang cheoma menentukan jumlah sinar matahari yang masuk ke dalam hanok. 
giwajip
chogajip 
Berdasarkan perbedaan mencolok di bagian atap, secara garis besar hanok dibagi menjadi dua jenis: giwajip (rumah beratap genting) yang dihuni kalangan atas (yangban); dan
chogajip (rumah beratap jerami) yang dihuni kalangan petani. Giwajip dibangun memakai genting (giwa) sehingga biaya pembangunan rumah menjadi mahal dan tidak terjangkau oleh rakyat biasa. Sebaliknya, rakyat biasa tinggal di rumah beratap jerami yang bahan-bahannya mudah didapat. Hanok beratap genting hingga kini masih digunakan sebagai tempat tinggal, sedangkan hanok beratap jerami sudah menjadi bangunan langka. 
Hanok memiliki banyak keuntungan. Arsitektur Korea membangun Hanok memang dengan banyak perhitungan, tak hanya dari segi kesehatan dan keindahan, Hanok pun telah diperhitungkan dari segi cuaca yang dialami oleh Korea. Struktur bangunan, atap, serta Daechong (beranda) yang lebar membuat Hanok tetap teduh dan segar pada musim panas. Namun Hanok juga menjadi rumah yang hangat saat musim dingin karena dilengkapi dengan sistem Ondol (pemanas lantai) yang memanfaatkan pembakaran kayu di dapur.
Letak geografis juga mempengaruhi dalam pembangunan Hanok sehingga bentuk Hanok berbeda-beda tergantung daerahnya di Korea. Di Korea bagian utara yang dingin, bangunan hanok disusun menyerupai persegi tertutup (atau aksara hangul: ) sebagai penahan angin untuk menjaga rumah tetap hangat. Di Korea bagian tengah, ruangan-ruangan disusun membentuk huruf L (atau aksara hangul: ). Di Korea bagian selatan, hanok dibangun memanjang menyerupai huruf I agar angin mudah keluar masuk.

Ruangan tempat tinggal pria dan wanita dipisahkan sesuai dengan pemikiran Konfusius. Adapun pembagian ruangan Hanok terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
1.      Haengrangchae adalah bangunan untuk tempat tinggal pelayan, berada di dekat pintu masuk.
2.      Sarangchae adalah bangunan untuk pria atau kepala keluarga, termasuk untuk makan, tidur dan menerima tamu, dan berada di bagian depan.
3.      Anchae adalah bangunan utama sekaligus ruang tidur untuk wanita berikut anak-anak kecil, dan terletak di bagian dalam yang jauh dari pintu masuk.
4.      Sadang adalag ruangan untuk altar leluhur.
5.      Madang adalah halaman di tengah-tengah bangunan rumah
6.      Gwangchae yaitu gudang.
7.      Munganchae yaitu pintu gerbang

No comments:

Post a Comment