Hanok
(hangul: 한옥) adalah sebutan untuk rumah tradisional Korea di Korea. Hanok ini
dibangun dari bahan-bahan alami seperti kayu, tanah, batu, jerami, genting,
dan kertas
hanji yaitu kertas tradisional Korea. Tiang pondasi dan kerangkanya dari kayu.
Tembok pengisi kerangka rumah dibangun dari bata yang dibuat dari campuran
tanah dan rumput. Jerami dan genting digunakan sebagai atapnya. Kertas hanji dipasang
di rangka jendela, rangka pintu, dan pelapis dinding. Sementara lantainya
dibuat dari batu atau tanah yang dikeraskan.
Hanok
sempat tidak diminati oleh warga Korea karena dinilai kuno dan kurang nyaman.
Namun setelah terjadinya perang, Korea menjadi negara yang sangat miskin
sehingga perekonomian menjadi aspek yang paling diperhatikan. Akhirnya Hanok
kembali dihidupkan kembali dengan mempertimbangkan berbagai manfaat yaitu baik untuk kesehatan
kita, keindahan tradisional, dan banyak faktor struktural baik lainnya.
Pertama, Hanok baik untuk
kesehatan. Kayu yang
merupakan bahan utama konstruksi hanok memiliki kemampuan mengontrol kelembaban sehingga
membuat bagian dalam rumah selalu segar. Jika di dalam rumah terlalu lembab, kayu menyerap mampu menyerapnya. Dan jika rumah terlalu
kering, kayu memberikan kelembaban yang sebelumnya telah disimpan. Kertas Hanji memungkinkan udara dapat masuk
dan keluar sehingga sirkulasinya lancar tidak seperti jendela kaca. Lantai dan genteng yang terbuat dari Loess alami mampi menghilangkan bakteri dan melindungi kita dari racun.
Kedua, Hanok menciptakan keindahan tradisional Korea. Elemen pertama dari keindahan Hanok yaitu karena banyaknya garis dan wajah secara rapi teratur pada pintu, jendela,
dan dinding. Elemen kedua adalah keselarasan
Hanok dengan alam. Secara tradisional warga Korea percaya dengan teori ramalan berdasarkan topografi. Prinsip yang disebut Baesanimsu
(hangul:
배산임수) secara harfiah mengatur rumah
ideal untuk dibangun membelakangi gunung, dan sungai berada di depan rumah. Hanok dibangun menghadap ke timur atau selatan
agar cukup mendapat sinar matahari. Elemen
terakhir terletak pada bentuk
atapnya yang melengkung keatas atau disebut cheoma. Panjang cheoma menentukan
jumlah sinar matahari yang masuk ke dalam hanok.
![]() |
giwajip |
![]() | ||||||||||||||
chogajip |
Hanok memiliki banyak keuntungan. Arsitektur
Korea membangun Hanok memang dengan banyak perhitungan, tak hanya dari segi
kesehatan dan keindahan, Hanok pun telah diperhitungkan dari segi cuaca yang
dialami oleh Korea. Struktur bangunan, atap, serta Daechong (beranda) yang lebar membuat Hanok tetap teduh dan segar
pada musim panas. Namun Hanok juga menjadi rumah yang hangat saat musim dingin karena
dilengkapi dengan sistem Ondol (pemanas
lantai) yang memanfaatkan pembakaran kayu di dapur.
Letak
geografis juga mempengaruhi dalam pembangunan Hanok sehingga bentuk Hanok berbeda-beda
tergantung daerahnya di Korea. Di Korea bagian utara yang dingin, bangunan
hanok disusun menyerupai persegi tertutup (atau aksara hangul: ㅁ) sebagai penahan angin
untuk menjaga rumah tetap hangat. Di Korea bagian tengah, ruangan-ruangan
disusun membentuk huruf L (atau
aksara hangul: ㄱ). Di Korea bagian selatan,
hanok dibangun memanjang menyerupai huruf I agar angin mudah keluar
masuk.
Ruangan
tempat tinggal pria
dan wanita
dipisahkan sesuai dengan pemikiran Konfusius.
Adapun pembagian ruangan Hanok terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
1.
Haengrangchae adalah bangunan untuk
tempat tinggal pelayan, berada di dekat pintu masuk.
2.
Sarangchae adalah bangunan untuk pria
atau kepala keluarga, termasuk untuk makan, tidur dan menerima tamu,
dan berada di bagian depan.
3.
Anchae adalah bangunan utama
sekaligus ruang tidur untuk wanita berikut anak-anak kecil, dan terletak di
bagian dalam yang jauh dari pintu masuk.
4.
Sadang
adalag ruangan
untuk altar leluhur.
5.
Madang
adalah halaman
di tengah-tengah bangunan rumah
6.
Gwangchae
yaitu gudang.
7.
Munganchae
yaitu pintu gerbang
No comments:
Post a Comment